KLH: Biarkan Kabut Asap, Riau Akan Kehilangan Generasi Penerus

Pekanbaru - Partikel debu dalam kabut asap dari kebakaran hutan di Riau sudah menunjukkan tingkatan yang mengkhawatirkan. Saat ini oksigen murni di Riau tinggal 1 persen. Selain soal kesehatan, udara akan mempengaruhi sel otak, khususnya anak-anak. Sedikitnya oksigen di sel akan memperlambat pertumbuhan otak.

"Kalau masyarakat, khususnya anak-anak masih berkeliaran, Riau akan kehilangan generasi penerus untuk 15 sampai 20 tahun mendatang. Generasi yang ada otaknya lemah, karena pertumbuhan terganggu oleh kabut asap," jelas perwakilan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) Laura Paulina di Pangkalan Udara (Lanud) Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, Riau, Kamis (13/3/2014).

Laura mengatakan, 9 daerah dari berbagai kabupaten dan kota di Riau udaranya dinyatakan berbahaya bagi kesehatan. Daerah yang dimaksud adalah Kota Pekanbaru, Panam, Kabupaten Siak, Kota Perawang, Minas, Duri Camp, Duri Field, Bangko dan Libo.

"Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di daerah itu sudah berada di zona hitam. Ini sudah gawat. Sedangkan 3 daerah lainnya menunjukkan udara tidak sehat, yaitu Rumbai, Petapahan dan Kota Dumai," kata Laura.

Dengan kondisi itu, sebut Laura, masyarakat Riau sudah masuk pada kategori `harus diungsikan`. "Namun, itu tidak mungkin dilakukan. Lewat udara, penerbangan lumpuh. Lewat darat, beberapa daerah juga sudah diserang kabut asap. Harus diungsikan ke mana lagi," urai dia.

Dengan situasi itu, Laura hanya bisa berharap Pemerintahan Provinsi Riau mengimbau masyarakat untuk mengurangi aktivitas di luar rumah. Kalaupun terpaksa, pemerintah mewajibkan warganya memakai masker.

Menurut dia penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) hanya bagian kecil dari akibat kabut asap. Yang paling parah itu adalah asma, kanker tulang, kanker paru dan pertumbuhan otak anak-anak.

Menanggapi itu, Kasatgas Penegakan Hukum Penanggulangan Asap Brigadir Jenderal Polisi Condro Kirono mengakui, saat ini warga tidak mungkin dievakuasi. "Belum sampai ke situ, sangat sulit. Kami mengimbau, warga mengurangi aktivitasnya di luar," ujar dia.

Sejauh ini, imbuh Condro, sudah ada 51.669 warga terserang penyakit ISPA, pneumonia, asma, dan kulit. Jumlah yang paling banyak terjadi di Pekanbaru, Rokan Hilir, Bengkalis dan Pelalawan. (Anri Syaiful)

[]liputan6.com|gerilyadakwah
Posting Komentar

Posting Komentar