Waktu Yang Tersisa
Oleh: Siti Wulasari Rasidi
SEBERAPA baik sesuatu yang bisa kita persembahkan untuk dzat yang maha pengasih yang telah memenuhi segala kebutuhan kita?
Allah memang tidak pernah meminta balasan atas segala kecukupan yang diberikan kepada manusia, namun benarkah status derajat tertinggi diantara para makhluk membuat manusia lupa berterima kasih dan memberikan yang terbaik padaNya?
Diakui atau tidak diakui Dia telah banyak mengabulkan keinginan kita, entah cepat atau lambat. Mari kita ingat kembali, 24 jam waktu yang diberikan Allah, berapa persen yang kita tunjukkan untuk Dia?
Jangan tanya Rasulullah SAW, yang tingkat keimanannya diatas manusia, sesungguhnya seluruh waktunya tidak pernah lupa tanpa melibatkan Allah.
Bagaimana dengan kita? Allah mungkin seringkali hanya mendapatkan ‘waktu sisa’. Ya benar, waktu sisa bekerja, waktu sisa berpergian, waktu sisa keluarga, waktu sisa bersenang-senang, bahkan waktu sisa tidur.
Coba ketika adzan berkumandang, ketika itu panggilan Allah meminta kita menghadapnya. Apa sikap kita? Bersegera memenuhi panggilanNya atau ‘Ntar dulu ah’ Ketika adzan shubuh, kita berfikir nantilah jam 6.00 padahal shubuh jam 4.20. Maka Allah mendapat waktu sisa dari tidur kita. Ketika adzan dzuhur, kita menunda lagi sholat hingga akhir waktu dzuhur dengan berbagai alasan, sibuk bekerja, sedang makan siang, dll. Maka Allah kembali mendapat waktu sisa dari kesibukan kita. Demikian pula waktu ashar, maghrib dan isya.
Allah selalu mendapat waktu sisa dari waktu tidur siang kita, dan sisa dari waktu mencari rezeki. Padahal ketika seseorang paham bahwa yang mengatur rezekinya adalah Allah, dia tidak perlu takut kehilangan rezekinya akan diambil orang. Karena hidup, mati, rezeki telah Allah tetapkan sebelum seseorang lahir. Tidak akan berkurang rezeki itu hanya karena kita sebentar meninggalkan urusan dunia untuk melakukan shalat tepat waktu.
Sesungguhnya hati yang terkunci itu adalah ketika usia terus bertambah namun kesadaran keimanan bukan bertambah baik namun bertambah buruk.
Sebegitu besarnya kasih sayang Allah pada kita. Mengapa kita hanya bisa memberi waktu sisa? []islampos.com
Posting Komentar