Faktor Internal Kegagalan Partai

Faktor internal yang menyebabkan kegagalan pergerakan Islam menuju kebangkitan :
  1. Berasakan pemikiran yang umum tanpa mempunyai batasan yang jelas, misal keadilan (keadilan yang seperti apa?), kebaikan (kebaikan yang bagaimana?), kebebasan (kebebasan yang seperti apa?), terlebih lagi malah berasaskan pemikiran kufur (sosialisme, kapitalisme, sekulerisme) naudzubillah. .
  2. Berjuang menggunakan metode yang salah, tak sesuai, yang tak mampu bersinergi dengan asasnya, misal : berasas Islam namun berjuang melegalkan perzinahan, berasas Islam namun berkampanye tak syarie.
  3. Tak mempunyai sistem kaderisasi anggota yang jelas, sehingga melahirkan kader yang hanya berbekal semangat saja, tanpa mempunyai kesamaan visi dan misi yang diinginkan pendiri partai, dan malah merusak partai dari dalam. Faktor inilah yang juga menimbulkan fenomena kader-kader kutu loncat seperti yang kita saksikan di televisi. Hari tanoe yang 'ngambek' kagak jadi petinggi di Nasdem dan pindah Hanura, atau Bos Lion Air yang ujug-ujug jadi wakil ketua umum PKB.
  4. Tak memiliki keterikatan yang benar antara anggota gerakan, yang terjadi hanyalah ikatan yang berdasar atas nawa nafsu semata, kepentingan materi (bisnis), kepentingan manfaat, pun juga ikatan ketokohan belaka (karena kagum), sehingga ikatan-ikatan hawa nafsu tersebut tak mampu menjadikan anggota gerakan menjadi solid secara internal.
Maka sudah seharusnya bagi aktifis yang merasa sedang bekerja untuk Islam kembali bercermin apakah internal gerakan kita sudah beres? sehingga komentar syaikh Taqiyuddin mengenai pergerakan yang rusak secara internal seperti ini tak kembali terjadi. Aamiin.

"Karena itu, wajarlah jika kelompok-kelompok tersebut bergerak hanya sebatas bekal kesungguhan dan semangat yang dimiliki sampai bekal itu habis. Kemudian aktivitasnya berhenti dan akhirnya lenyap. Setelah itu berdiri gerakan gerakan lain dengan orang-orang yang berlainan pula.

Mereka pun bergerak seperti orang-orang sebelumnya, sampai akhirnya pada batas tertentu mereka kehabisan bekal semangat dan kesungguhan yang mereka miliki. Demikianlah hal ini terjadi berulang-ulang".

Referensi:
at-Takatul al-Hizbiy | Taqiyuddin an-Nabhani

Posting Komentar

Posting Komentar