Menyiasati Cara Menonton TV Bagi Anak Kecil

Menyiasati Cara Menonton TV Bagi Anak Kecil
Televisi tampaknya telah menjadi 'anggota keluarga' baru, sepertinya tak lengkap sebuah rumah jika tak memiliki barang itu. Namun tentu saja, ibarat pisau bermata dua, televisi memiliki dampak negative juga memiliki dampak positif bagi anak untuk perkembangan anak, khususnya pembelajaran anak usia dini. Beberapa dampak ini dapat dilihat dari beberapa uraian berikut ini : 

POTENSI NEGATIF 
· Anak akan menjadi konsumtif, hedonis 
· TV sebagai pelarian 
· Menghambat kreativitas anak 
· Gaya bicara dan sikap anak menjadi agresif sadis, penentang 
· Anak menjadi tidak realistis (menonton tayangan yang khayali/ imajinasi) 
· Sulit berkonsentrasi 
· Malas membaca 
· Selalu menunda-nunda waktu 
· Kepandaian di bawah rata-rata 
· Pandangan searah 
· Menghambat perkembangan otak/ sensorimotorik anak 
· Perubahan dan sakit pada tulang belakang. Bahaya sinar biru. 
· Tidak sabar dan menganggap semuanya instan 
· Anak jadi pasif tidak punya kepedulian dan empati 
· Meniru sifat-sifat buruk dari fragmen/ adegan yang dilihat 
· Anak menjadi malas bergerak kecenderungannya jadi obesitas 
· Anak akan matang sebelum waktunya 
· Gaya pergaulan dan penampilan tidak sesuai perkembangan usianya. 

DAMPAK POSITIF 
· Mendekatkan hubungan keluarga 
· Memberi perasaan santai 
· Merangsang percakapan antar keluarga 
· Menjadi hiburan sehat 
· Salah satu sumber informasi 
· Memperluas wawasan dan cara berfikir anak 

Apa yang Seharusnya dilakukan Orang Tua ? 
Setelah kita melihat bagaimana dampak yang bisa ditimbulkan oleh tayangan televise terhadap kerusakan otak anak, maka apa yang seharusnya kita lakukan sebagai orang tua dan pendidik ? 

Ibu dan Bapak, langkah-langkah berikut ini bisa dilakukan agar isi media tidak membahayakan bagi perkembanan dan perilaku anak. 
  1. Orangtua sebaiknya menanamkan iman dan nilai-nilai agama sejak dini kepada anak agar anak mempunyai ketahanan jiwa sehingga tidak mudah terpengaruh oleh lingkungan yang buruk. 
  2. Mendampingi anak saat menonton televisi, agar orangtua dapat menjelaskan kepada anak tentang tayangan mana yang baik dan mana yang buruk, dan mana yang sebaiknya ditiru dan yang harus dihindari. 
  3. Mengalihkan kebutuhan menonton televisi dengan cara memberikan pilihan kegiatan yang lebih bermanfaat dan menarik, misalnya mengajak anak untuk bermain, membacakan cerita, atau berolahraga bersama. 
  4. Menentukan jam dan acara yang boleh ditonton oleh anak, dengan memberikan penjelasan kepada anak mengapa acara tersebut boleh ditonton atau tidak. 
  5. Memberikan keteladanan yang baik bagi anak, misalnya jika orangtua melarang anak untuk menonton tayangan televisi, maka orangtua juga tidak menonton acara tersebut dan tidak menonton dihadapan anak. 
  6. Menempatkan televisi pada ruangan umum yang dapat dilihat oleh semua keluarga, sehingga orangtua dapat mengontrol tayangan yang dilihat oleh anak. 
  7. Meletakkan televisi dengan jarak minimal lima kali diagonal/televisi dari tempat duduk. 
  8. Mengatur channel televisi sehingga anak mengalami kesulitan ketika mencari program stasioun televisi, misalnya mengatur channel pada angka puluhan (20, 21, 22 dst).
(anonym/duniaterkini.com/gerilyadakwah)
Posting Komentar

Posting Komentar