Jepang Mengalami Kenaikan Tingkat Wabah Demam Berdarah
Setelah 69 tahun menghilang, kini warga Jepang mulai panik dengan munculnya demam berdarah di tengah Kota Tokyo. Kamis (28/8/2014) kemarin, seorang lelaki dan seorang wanita berusia 20 tahun, positif terkena demam berdarah. Gara-gara demam berdarah ini pula harga saham Fumikilla, pembuat obat nyamuk naik drastis 320 yen ditutup dengan harga sahamnya menjadi 4.285 yen.
Menurut yang dikutip CNN, Jepang mengalami lonjakan penderita deman berdarah, Setidaknya, pekan lalu, sebanyak 55 orang warga Jepang terkena penyakit yang diakibatkan nyamuk aedes aegipti ini.
Illustrasi Nyamuk Demam Berdarah |
Penderita demam berdarah di Jepang rata-rata mereka yang pernah mengunjungi Taman Yoyogi, salah satu ruang publik terbesar di Tokyo. Kebanyakan dari penderita mengeluhkan gigitan nyamuk setelah mengunjungi taman tersebut.
Kementerian kesehatan Jepang dan pemerintah kota Tokyo minggu lalu sudah melakukan pengasapan di taman tersebut dan menangkap serta menganalisis sekitar 100 ekor nyamuk. Mereka menemukan sejumlah virus dari nyamuk tersebut sehingga hal itu memaksa otoritas setempat menutup Taman Yoyogi pada Kamis sore.
Minggu lalu, dua model sekaligus pemeran film "King's Brunch", Saaya (20) dan Eri Aoki (25) terjangkit virus dari nyamuk tersebut, demikian laporan koran Nikkan Sports yang dilansir CNN.
Wabah demam berdarah di Japang rata-rata menjangkiti warga dari usia 10 hingga 70 tahun. Serangan wabah demam berdarah kali ini mengingatkan kembali peristiwa serupa di Jepang pada tahun 1945 silam.[]kompas.com
Posting Komentar