Mahasiswa Islam Jember Menuntut Perubahan Sistem Negara
Jember-Senin, 20 Oktober 2014. Ratusan mahasiswa Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) melakukan aksi damai menuntut rezim pemerintahan Jokowi-JK mengganti sistem sekuler dengan system Islam yakni Khilafah.
Ahmad Anwar, 21 koordinator lapangan aksi mengatakan, aksi tersebut merupakan suara agar system khilafah kembali ditegakkan. Sebab, siapapun pemimpinnya bila tetap memakai system demokrasi Indonesia tidak akan pernah maju. “karena yang harus diganti adalah system yakni dengan syariat Islam,” katanya.
Menurutnya, meskipun Indonesia sudah merdeka hampir 70 tahun, namun belum mampu mewujudkan cita-cita revolusi. Salah satunya adalah untuk mencerdaskan serta mensejahterakan warga negara. “Mulai dari rezim Bung Karno hingga SBY, kondisi bangsa tetap,” tambahnya.
Hal itu kata dia dikarenakan negara menggunakan demokrasi sebagai system pemerintahannya. Sehingga, menyebabkan penjajahan baru berupa yang lebih buruk dari penjajahan fisik seperti masa penjajahan Belanda maupun Jepang. “ Sistem tersebut menghasilkan para koruptor,” ujarnya.
Dia menambahkan, akibat kerusakan tersebut pihak HTI menuntut kepemimpinan Jokowi-JK untuk merubah system negara menjadi system Islam, yakni dengan menerapkan syaroat Islam. ”Inilah satu-satunya solusi yang akan membawa kebaikan untuk negeri ini,” terangnya.
Dengan syariat Islam, kata Dia, kehidupan berbangsa dan bernegara bisa diatur dengan cara yang benar. Serta ekonomi tumbuh stabil dan memberikan keadilan bagi warga negara. “Dengan syariat Islam, system pendidikan dan kebudayaan akan membentuk SDM yang beriman serta mampu menjawab tantangan zaman,” jelasnya.
Selain itu, kata Dia, pemerintahan yang baru tersebut juga dituntut untuk menghentikan dominasi asing dalam berbagai bidang, terutama pengelolaan sumber daya alam. “Seperti tambang emas Papua, Blok Migas Cepu, dan lainnya,” imbuhnya.
Kemudian, lanjut Dia, pemerintahan yang baru tersebut harus mewujudkan system pendidikan dan budaya yang Islami dengan menghentikan segala bentu pergaulan bebas, pornografi, dan pornoaksi. ”Hal itu membahayakan generasi muda, seperti aborsi, narkoba dan kejahatan remaja lainnya,” pungkasnya. (Gus/Wah)
Sumber: Radar Jember Edisi Senin, 20 Oktober 2014. Reporter: Heru Putranto/RJ
Posting Komentar