Sifat Thalabun Nushrah Nabi Saw
"Dalam thalabun nushrah, Rasulullah saw. meminta ahlun nushrah agar mau mengadopsi pemahaman (ideologi) kelompok yang meminta nushrah (dalam hal ini adalah kelompok dakwah Rasulullah) dan melindungi aktivitas dakwahnya"
Bagi orang yang hatinya hitam penuh dengan debu kotor akan berpikir buruk seperti ini, “Enak saja, sudah meminta untuk beriman, sudah gitu masih minta dilindungi pula.” Padahal, apa yang terjadi pada aktivitas thalabun nushrah memang begitulah adanya. Rasulullah saw. memang meminta ahlun nushrah untuk membenarkan apa yang menjadi pemahamannya, mengadopsinya, dan melindungi para pengembannya (dalam hal ini adalah para sahabat). Ini bukan soal enak dan tidak enak. Na’udzubillah.
Bukan hal yang tidak mungkin bahwa ini akan berhasil, dan nyatanya ahlun nushrah dari Suku Aus dan Khazraj telah menerimanya dan memenuhi seluruh tuntutan Rasulullah saw. Ini bukanlah hal konyol. Ini adalah realitas sejarah Rasulullah saw. yang mulia. Rasululah saw. telah meminta, dan mensyaratkan kepada ahlun nushrah dua hal, yaitu beriman kepada Allah dan rasul-Nya; dan melindungi aktivitas dakwah beserta pengemban dakwahnya. Ini adalah konsekuensi logis dari aktivitas thalabun nushrah. Sebab, bagaimana mungkin seseorang akan bisa menolong orang lain yang meminta pertolongan, sementara para penolong itu tidak meyakini atas apa yang sedang ditolongnya? Oleh karena itu, jika ada orang yang mengatakan “tidak mungkin akan diberikan”, sesungguhnya orang seperti ini sedang terjebak dalam kegalauan berpikir yang luar biasa, yang jauh dari akal sehat.
Bahkan, ini adalah syarat utama seseorang yang hendak menjadi ahlun nushrah, yaitu dia mau mengadopsi pemahaman kelompok yang akan ditolongnya, dan yang kedua ahlun nushrah harus mau melindungi aktivitas dakwah beserta para pengemban dakwahnya. Dalam bayangan kita, mungkin akan sulit dengan realitas seperti ini (terlalu banyak meminta). Namun, sulit bukan berarti tidak mungkin. Karena sesungguhnya Allah-lah yang Maha Memberikan hidayah kepada manusia. Allah berfirman:
“Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.” (QS. Al-Qashash: 56)
Dalam konteks kekinian, maka ahlun nushrah harus mau meyakini dan mengadopsi pemahaman yang dibawa oleh kelompok (partai politik) yang meminta nushrah dan mau untuk melindungi para pengemban dakwahnya. Ini artinya, ahlun nushrah itu harus ikut mengkaji fikrah dari kelompok (partai) yang meminta nushrah melalui halaqah-halaqah yang diadakan kelompok atau partai tersebut. Sebab, tanpa adanya aktivitas pengkajian yang mendalam, maka hakikatnya ahlun nushrah tidak akan bisa menyatu dan meyakini kebenaran fikrah dan thariqah yang diemban oleh kelompok (partai politik) tersebut. Jika ahlun nushrah tidak bisa meyakini fikrah dan thariqah yang diemban partai, bagaimana mungkin dia akan memberikan pertolongannya dengan ikhlas? Oleh karena itu, wajib bagi para ahlun nushrah untuk ikut dalam aktivitas per-halaqah-an yang diadakan oleh partai. Yang diwajibkan ikut hanyalah para pemukanya saja. Ini semua didasarkan atas realitas dari aktivitas thalabun nushrah yang dilakukan Rasulullah saw.[]Agus Trisa
Posting Komentar