Jubir HTI: “Jadilah Intelektual Pejuang bukan Sekedar Akademisi atau Peneliti”
Di hadapan sekitar 1800 akademisi dan peneliti Muslim Indonesia dan lima negara lainnya, Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia Muhammad Ismail Yusanto menyatakan pentingnya menjadi intelektual yang ideologis.
“Kehadiran intelektual ideologis menjadi penting untuk menjadi agen perubahan sejati, itulah intelektual sejati bukan sekedar akademisi atau peneliti,” ungkapnya dalam konferensi intelektual Muslim internasional Jakarta International Conference of Muslim Intellectuals (JICMI 2013) hari ke-2, Ahad (15/12) di Gedung Smesco, Gatot Subroto, Jakarta.
Ismail menyatakan hari ini merupakan sosialisasi hasil pembahasan dari 98 makalah — dari 140 makalah yang masuk— yang dibahas secara paralel oleh 200 intelektual dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia serta partisipan dari Malaysia, Australia, Inggris, Libanon dan Aljazair dan Jepang di tujuh komisi kemarin di UI Depok.
“Seluruh peserta menyambut gagasan Hizbut Tahrir untuk mengembalikan peradaban dunia pada Islam, memimpin umat dalam perang gagasan dengan musuh utamanya ideologi materialisme kapitalis, dan turut berjuang secara nyata untuk menumbangkan kemunkaran dengan mengembalikan tauhid sebagai prinsip peradaban dunia,” ungkapnya.
Menurut Ismail, JICMI hadir untuk membuktikan gagasan Hizbut Tahrir untuk mengembalikan peradaban emas Islam untuk dunia dengan tegaknya khilafah bukanlah gagasan emosional semata tetapi juga melalui proses intelektual yang mendalam .[joko-prasetyo/htipress/syabab/gerilya-dakwah.blogspot.com/]
Posting Komentar