Ramadhan Lebih Bermakna Bersama Keluarga

Ramadhan Lebih Bermakna Bersama Keluarga
Keluarga Muslim hendaknya mampu mengisi kemuliaan Ramadhan dengan sebaik-baiknya agar Ramadhan menjadi lebih bermakna. Seluruh anggota keluarga harus merasakan nikmatnya ibadah di bulan penuh keberkahan serta merasakan lezatnya iman sebagai buah dari ketaatan. Dengan begitu, di akhir Ramadhan, derajat takwa didapatkan. 

Berikut adalah beberapa kiat agar Ramadhan kali ini menjadi lebih bermakna. Pertama: tarhib atau menyambut Ramadhan. Beberapa aktivitas yang dapat dilakukan adalah:
  1. Lebih menggiatkan ibadah sebelum datang bulan Ramadhan. Caranya dengan mendorong diri dan keluarga untuk memaksimalkan aktivitas yang wajib. Misalnya dengan berusaha shalat tepat waktu, berdakwah lebih giat, bersungguh-sungguh dalam menunaikan amanah, dan sebagainya. Juga lebih memaksimalkan penunaian ibadah-ibadah nafilah, seperti menambah frekuensi shaum dan shalat sunnah, tilawah, tahfidz, qiyamullail, sedekah dan sebagainya. Di dalam sebuah riwayat, Usamah bin Zaid pernah berkata kepada Rasulullah saw., “Wahai Rasulullah! saya tidak pernah melihatmu berpuasa dalam satu bulan dari bulan-bulan yang ada, seperti puasamu di bulan Sya’ban.” Rasul bersabda, “Itulah bulan yang manusia lalai darinya antara Rajab dan Ramadhan dan merupakan bulan yang di dalamnya diangkat semua amal kepada Rabbul’alamin. Saya suka diangkat amalan, sedangkan saya dalam keadaan berpuasa.” (HR an-Nasa’i). 
  2. Bergembira menyambut datangnya bulan Ramadhan. Karena itu, ekspresikanlah kegembiraan menyambut Ramadhan dengan membuat suasana baru yang lebih istimewa di tengah-tengah keluarga. Menghias rumah dengan dekorasi khas Ramadhan akan sangat menyenangkan. Membuat tulisan berisi motivasi atau menempelkan program dan komitmen anggota keluarga, juga hal yang bisa dilakukan. Jangan lupa untuk melibatkan mereka dalam proses penyiapannya. Beri nuansa yang berbeda yang menunjukkan bahwa keluarga kita siap menyambut dan mengisi Ramadhan dengan sebaik-baiknya. Memotivasi dan memberikan pemahaman tentang ibadah dan keutamaan Ramadhan. Shaum Ramadhan adalah salah satu pilar dari Rukun Islam. Para Sahabat Rasul saw. telah mendidik putra-putri mereka yang masih kecil untuk melaksanakan shaum. Shahabiyah Rubayyi’ binti Mu’awwiz ra. bertutur tentang bagaimana cara mereka mendidik anak-anaknya dalam berpuasa, “Kami melatih anak-anak kami yang masih kecil untuk berpuasa. Kami bawa mereka ke masjid dan kami buatkan mereka mainan dari bulu. Jika di antara mereka ada yang merengek minta makan, kami bujuk dengan mainan itu terus hingga tiba waktu berbuka.” (HR al-Bukhari dan Muslim). 
  3. Pengkondisian ini dapat dilakukan dengan cara mengingatkan kembali dalil-dalil yang berkaitan dengan ibadah Ramadhan, keutamaan-keutamaannya dan janji-janji Allah berupa balasan bagi mereka yang mengisi bulan yang mulia ini dengan sebaik-baiknya.
  4. Mempersiapkan segala hal untuk kelancaran dan kekhusyukan ibadah Ramadhan. Caranya dengan mempersiapkan kondisi kesehatan (fisik) seluruh anggota keluarga, agar ibadah di bulan Ramadhan dapat dilaksanakan dengan optimal. Selain kesehatan fisik, bekal untuk bulan Ramadhan juga perlu dipersiapkan sebelumnya. Jangan sampai saat bulan suci tiba, keluarga tersibukkan dengan aktivitas-aktivitas yang sesungguhnya mengurangi kekhusyukan ibadah Ramadhan, misalnya berbelanja menghabiskan waktu dan sibuk mempersiapkan keperluan-keperluan Idul Fitri. Untuk itu, ada baiknya, keperluan untuk bulan Ramadhan—termasuk Idul Fitri (jika ada)–disiapkan sejak sebelum datang bulan Ramadhan.
  5. Saling memaafkan di antara anggota keluarga, juga kerabat, tetangga dan teman. Hal ini merupakan sunnah yang dicontohkan oleh Rasulullah saw. agar saat memasuki Ramadhan, dosa kita dengan sesama manusia sudah terhapus. Harapannya, ketika Ramadhan berakhir dan tiba Hari Raya Idul Fitri, kita benar-benar berada dalam keadaan suci kembali. Insya Allah.
Kedua: Menghidupkan Ramadhan dengan berbagai aktivitas yang dapat mendekatkan diri dan keluarga kepada Allah. Hal ini dapat dilakukan dengan mengajak seluruh anggota keluarga untuk mengisi dan berperan dalam meramaikan syiar Ramadhan, seperti: 
  1. Program keluarga bersama al-Quran. Bisa dengan membuat komitmen minimal satu jam bersama al-Quran setiap hari. Upayakan seluruh anggota keluarga meluangkan minimal 1 jam/hari untuk tilawah atau tahfidz al-Quran. Misalnya, setiap ba’da shalat subuh hingga waktu syuruq tiba, atau 1 jam sebelum berbuka. Untuk keluarga yang masih memiliki anak-anak usia balita, libatkanlah mereka dalam kegiatan ini, agar mereka terkondisikan berinteraksi dengan al-Quran sejak dini.
  2. Program shalat berjamaah. Dengan menetapkan komitmen agar anggota keluarga laki-laki sebisa mungkin melaksanakan shalat fardhu dan tarawih berjamaah di masjid/mushala. Adapun anggota keluarga perempuan shalat berjamaah di rumah. Bisa juga seluruh anggota keluarga melaksanakan shalat tarawih berjamaah di masjid.
  3. Program memberi ifthar; memberi makanan untuk orang-orang yang berbuka, dengan melibatkan anak-anak untuk mengantarkan makanan ke masjid.
  4. Program sedekah. Setiap anggota keluarga berkomitmen dalam hal sedekah, lalu dikumpulkan setiap harinya (dapat dilakukan dengan menyiapkan kotak amal khusus di rumah misalnya), dan menjelang 10 hari terakhir, perolehannya dihitung untuk kemudian dibagikan bersama-sama kepada kaum dhuafa.
  5. Program meninggalkan hal yang sia-sia. Seluruh anggota keluarga berkomitmen untuk mereduksi perbuatan yang sia-sia, misalnya menonton acara tv yang tidak berguna, mendengarkan lagu-lagu, dan lain-lain. Manfaatkanlah waktu untuk kegiatan-kegiatan yang jauh lebih bermanfaat dan mendatangkan pahala.
  6. Program giat dakwah. Misalnya dengan lebih menggiatkan kegiatan-kegiatan di lingkungan sekitar. Tadarus dan kajian keislaman bersama para tetangga di masjid/mushala atau mungkin dari rumah ke rumah, merupakan langkah yang baik. Libatkanlah anak-anak kita dalam aktivitas dakwah yang kita lakukan, agar mereka merasakan ruh perjuangan sejak dini. Kegiatan ini pun akan menjadi contoh teladan bagi anak-anak kita kelak.
  7. Program pesantren Ramadhan. Membuat atau mengikutsertakan anak-anak kita dalam program pesantren Ramadhan di masjid/mushala terdekat, di sekolah atau bahkan di pondok pesantren.
  8. Program sahur dan berbuka di rumah agar terwujud kebersamaan di antara anggota keluarga. Nikmati kegembiraan saat sahur dan berbuka. Kondisikan rumah selalu gembira dan khidmat. Manfaatkan waktu menjelang berbuka dengan banyak-banyak berzikir, berdoa, membaca al-Quran atau menyimak taushiyah.
  9. Program buka shaum rekreatif. Misalnya sesekali berbuka sambil melakukan tafakur alam, atau safari dari masjid ke masjid, atau sambil bersilaturahmi. Bisa juga merancang kegiatan berbuka shaum bersama kaum dhuafa di panti asuhan, di tempat penampungan sambil bersedekah. 
  10. Program itikaf bersama keluarga pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Anggota keluarga harus termotivasi untuk memperbanyak ibadah pada waktu-waktu yang memiliki keutamaan, terutama pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan; karena di antara malam-malamnya, Allah SWT menurunkan kemuliaan Lailatul Qadar. 
  11. Program reward, khususnya untuk putra dan putri tercinta yang baru berlatih shaum. Selain dengan pujian, memberikan hadiah sebagai rangsangan juga diperlukan. Berikanlah apresiasi saat anak-anak dengan penuh kesungguhan menjalankan ibadah shaum penuh hingga waktu berbuka. Reward-nya bisa dengan menyiapkan makanan kesukaannya, atau memberikan barang yang disukainya. 
Ketiga: ba’da Ramadhan, Agar suasana Ramadhan tetap terjaga di bulan-bulan berikutnya, maka suasana dan semangat ibadah harus terus dipelihara. Aktivitas yang bisa dilakukan selepas Ramadhan bersama keluarga, antara lain adalah: 
  1. Menjaga kebersamaan antar anggota keluarga dengan cara menghidupkan suasana fastabiqul khairat (berlomba-lomba dalam melaksanakan kebaikan), membiasakan saling menasihati dalam kebenaran, bekerjasama dan saling tolong menolong dalam beramal shalih.
  2. Membiasakan shalat berjamaah di masjid, khususnya untuk anggota keluarga laki-laki. Dengan hal ini, maka hati akan selalu terpaut ke masjid. 
  3. Membiasakan shaum sunnah, baik itu shaum sunnah senin-kamis, shaum selang sehari (shaum Daud), shaum 3 hari di pertengahan bulan hijriah, dan lain-lain.
  4. Membiasakan shalat malam. 
  5. Membiasakan bersedekah. 
  6. Senantiasa berinteraksi dengan al-Quran, yaitu dengan lebih giat membaca, menghapal, memahami, mengamalkan dan mendakwahkannya.
  7. Membiasakan silaturahmi.
  8. Melanjutkan semangat syiar Ramadhan dengan berdakwah lebih gencar, untuk kemuliaan Islam dan kaum Muslim, dengan tegaknya syariah dan Khilafah.
Penulis adalah ibu rumah tangga dan pengajar tahfidz, tinggal di Bogor. []htipress/fajarkhilafah
Posting Komentar

Posting Komentar