"Tembaklah" Di Sisi Yang Tepat, Dengan "Peluru" Yang Tepat

Oleh : Ustadz Fahmi Amhar

Anda boleh-boleh saja "menembak demokrasi" dengan kalimat "Demokrasi adalah penyebab korupsi, Gantikan dengan Khilafah". Mungkin Anda berargumentasi, bahwa sejak pilkada langsung, justru makin banyak kepala daerah terlibat korupsi, karena pilkada langsung butuh uang sangat besar, yang harus dibayar dengan korupsi. Lalu solusinya menurut Anda adalah terapkan Khilafah.

Tetapi teori Anda itu akan gugur ketika dihadirkan fakta ini:
  1. Beberapa negeri demokrasi, bahkan kafir sekuler ! terkenal sebagai negeri-negeri yang minim korupsi. Lihatlah Jerman, Swiss atau Finlandia.
  2. Dalam sejarah, penerapan sistem Khilafah tidak otomatis mencegah korupsi. Khilafah Umayyah dikenal sangat korup, kecuali satu orang: Umar bin Abdul Azis.

** Sedangkan korupsi bisa disebabkan oleh ketamakan manusia, oleh lemahnya kultur kesederhanaan & kejujuran, dan lemahnya sistem pengawasan & fiskal.

Jadi seharusnya bagaimana "menembak demokrasi" ?
Gunakan peluru yang tepat, dan bidik sisi yang tepat. !!!

Anda bisa gunakan - misalnya - orasi singkat ini:

--------------------------------

DALAM DEMOKRASI ITU

Ada fardhu 'ain yang DIBOLEHKAN.
misalnya: "Puasa Ramadhan bagi muslim itu boleh, tidak puasa juga ndak apa-apa". Intinya Puasa Ramadhan tidak diwajibkan, negara tidak perlu mengawalnya.

Ada fardhu kifayah yang DIBOLEHKAN
misalnya: "Menyediakan masjid di kantor itu boleh, tidak ada juga ndak apa-apa". Intinya Negara tak wajib bikin masjid, tak ada APBN bikin masjid kecuali di Depag.

Ada fardhu 'ain yang DILARANG.
misalnya: "Memakai jilbab bagi muslimah polwan itu terlarang, tunggu ada SK". Intinya Negara melarang komunitas tertentu melaksanakan fardhu 'ainnya.

Ada fardhu kifayah yang DILARANG
misalnya: "Hukum hudud pezina atau qishash pembunuh itu tidak ada di KUHP". Intinya negara melarang hukum ini dijalankan.

Ada hal mubah yang DILARANG
misalnya: "Wanita yang PNS dilarang menjadi istri kedua dari siapapun". Intinya hal yang dihalalkan Allah ini dilarang dengan alasan yang mengada-ada, padahal mestinya terserah yang akan melakukannya.

Ada hal haram yang DIBOLEHKAN
misalnya: "Minuman keras boleh diedarkan selama ada ijin". Dan ijin itu keluar. Intinya negara menghalalkan sesuatu yang haram.

Ada hal haram yang DIWAJIBKAN
misalnya: "Bank wajib memberikan BUNGA atas simpanan yang ada padanya". Intinya negara malah mewajibkan sesuatu yang haram !!!

Dan semua yang di atas itu sistemik, kalau ada kewajiban Islam yang tidak ditunaikan, atau keharaman yang dilanggar, itu bukan sekedar kesalahan person. Satu-satunya person yang salah adalah yang menerapkan sistem demokrasi.

Karena demokrasi itu ternyata satu paket dengan sekulerisme. Jangan coba-coba memasukkan ajaran Islam dalam demokrasi. Pasti dianggap demokrasinya kurang "kaffah". Buktinya juga partai Islam yang berkompetisi dalam demokrasi selalu saja kalah. Kalau terus ikutan kompetisi yang pasti kalah, apa ya namanya?

----------------------------------

Tapi sebaiknya Anda menjadi diri Anda sendiri.
Ciptakan orasi yang lebih bernas dari contoh di atas.
Semoga Allah menolong Anda.
Posting Komentar

Posting Komentar